Top dan Unik
Kantor Wahyu Utama Telepon. Email bumipeternakanwahyuutama@gmail.com .
HANYA MELAYANI MELALUI EMAIL
Selamat Datang
Jika kamu mau update berita selanjutnya ,kamu bisa berlangganan gratis blog ini silakan klik link
Bumi Peternakan !

Cari Artikel

25 Oktober 2012

LIPUTAN KURBAN WAHYU UTAMA

Kurban Hari Raya saat ini memang sangat melelahkan bagi karyawan bumi Peternakan Wahyu Utama. Para karyawan sudah siap dikirim sebagai pengawal truk armada sapi ke berbagai penjuru kota. ada yang dikirimkan ke kota surabaya sebanyak 3 truk yakni muatan yang dikawal oleh Karjono meliputi PT.SINARMAS rungkut, Almuhajirin Surabaya, daerah BENOWO, sampai PAKUWON. untuk armada Truck yang diakwal sarimin, anam dan pak roni mengawal muatan sapi untuk KAPOLDA JATIM, RS.Haji Surabaya, USISA Sidoarjo, daerah Kutisari. Sedangkan Pengiriman Ke paciran - Lamongan sebanyak 14 ekor dikawal oleh karsani, daerah tuban kita mengirim sebanyak 2 mitsubisi L300 dan 2 truk colt diesel untuk Sekolahan Insan Kamil, POLRES TUBAN, PEMDA TUBAN, Rumah makan Wahyu utama Pak IS, dan Rumah makan Pangestune. untuk daerah sekitar Sarang, tambak boyo, jenu dan bulu ada sekitar 30 ekor sapi sebagian dipotongkan di Bumi Peternakan Wahyu Utama yakni Pak Utomo sebanyak 2 ekor, dll. Untuk daerah Rembang kita mengirimkan 6 ekor kedaerah rembang sunan bonang, dan 7 ekor ke RS DR.KARYADI semarang. Benar benar aktivitas yang Luar biasa. Salam Sukses
Read More..

KEMITRAAN SIP dan BIOENERGInya terbukti mantap

Nama Mitra : Bapak Dernan 
Kelompok Ternak : Palang-Tuban 
Lama Bermitra : 4 tahun 
Bumi Peternakan Wahyu Utama memang peternakan sapi potong yang luar biasa. disini bakalan sapi, indukan sapi tersedia semua. Saya sebelumnya beternak sapi sendiri dengan menjual hasil panen sapi ke Pasar Kerek Tuban. Bisnis yang berhubungan dengan ternak sapi memang tidak mudah, tapi kalau kita sudah tahu ilmunya semua itu akan mudah buat kita. Selama beternak di Bumi Peternakan Wahyu Utama saya menggunakan BIOENERGI sebagai pembuat fermentasi pakan, hasil konsentrat saya yang saya buat baunya lebih enak dan ternak di kandang saya juga lahap untuk memakan konsentrat racikan saya. Untuk kemitraan sapi anti-rugi saya sudah mengajak peternak disekitar saya untuk bermitra di BUMI PETERNAKAN WAHYU UTAMA. Karena emang terbukti bagus. KEMITRAANnya BAGUS dan PRODUK BIOENERGInya MANTAP pula.
Read More..

KEMITRAAN SAPI POTONG yang LUARRR BIASA

Nama Mitra : Suntomo 
Kelompok Ternak : Kelompok ternak maju makmur UPFMA ds.Sembungrejo Merak-Urak Tuban Lama
Kemitraan : 2 tahun
Selama bermitra kita mendapat bimbingan maupun pelatihan peternakan selain itu sistem kemitraan yang diberikan oleh Bumi Peternakan Wahyu Utama merupakan Sistem Kemitraan Anti Rugi, jadi tidak ada pihak yang dirugikan. Maksud Kemitraan Anti rugi yakni Harga beli bakalan sapi di wahyu utama maupun Jual sapi ke wahyu utama setelah digemukkan ditentukan di surat perjanjian yakni Rp.30.000/kg tak terpengaruh oleh turunnya harga pasar sehingga benar-benar menguntungkan bagi peternak. Pokoknya selama 2 tahun kita bermitra dengan Bumi Peternakan Wahyu Utama merasa untung dibandingkan jika beternak tanpa bermitra dengan bumi peternakan wahyu utama
Read More..

15 Oktober 2012

Surat Perjanjian Kerja Sama Mudadi

Read More..

Lebih Cerah dengan Showroom Sapi

BARRU, FAJAR -- 
Pengembangan sapi bali di Kabupaten Barru terus dipacu. Populasi sapi bali di daerah ini mencapai 54 ribu ekor dan ditargetkan pada 2015 mencapai 57 ribu ekor. Kabupaten Barru saat ini menjadi sentra pengwilayahan sapi bali di Sulsel. Dalam mendorong percepatan pengembangan peternakan sapi di Barru, pemkab menurut Kadis Peternakan Barru, HA Amin Manggabarani, Senin, 15 Oktober, dibangun show room sapi di sejumlah kecamatan. Show room sapi ini tidak sekadar menjadi pusat transaksi pemasaran sapi. Namun fungsinya akan lebih menyeluruh hingga ke masalah kesehatan hewan. Keberadaan show room sapi, katanya, mulai membuka mata masyarakat yang selama ini hanya memelihara sapi seadanya. Keberadaan show room sapi ini memberi informasi lebih cepat kepada masyarakat terkait pola-pola pengembangan sapi yang lebih baik. “Masyarakat sudah mulai melihat potensi peternakan sapi lebih cerah,” katanya. Saat ini jumlah kelompok peternak sapi terus berkembang, bahkan sudah mencapai 36 kelompok, itu belum termasuk kelompok yang didanai APBN. Banyak program yang dilakukan selama ini untuk mendukung pengembangan peternakan sapi, antara lain bagaimana menyelamatkan betina produktif. Sukses mengembangan ternak dengan pendekatan langsung ke masyarakat, ujarnya, saat ini Barru sudah banyak dilirik daerah lain. Sudah beberapa daerah yang datang ke Barru untuk tukar pendapat terkait pengembangan sapi bali. “Kami selalu terbuka terkait pola-pola pengembangan, dan kami kerja sama dengan semua stakeholder termasuk pihak kepolisian untuk keamanan peternakan kita,” katanya. Sementara Kabid Produksi Dinas Peternakan Barru, A Muhammad Nur, Senin, 15 Oktober mengatakan, intensifikasi dan pemberdayaan peternakan sapi bali sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jika selama ini warga yang memelihara sapi hanya melihat sebagai pekerjaan sambilan, kini mulai serius menangani ternak sapinya. Selama ini masyarakat menganut sistem lepas ternak, sekarang sudah mulai bergeser dengan sistem kandang. Pengandangan sapi jauh lebih baik karena mudah dilakukan pemantauan dan informasi mengenai kondisi sapi lebih akurat. Bahkan dengan show room sapi nantinya, seluruh data ternak sapi di Barru mudah diakses. Dengan demikian, makin terbuka peluang untuk membangun pengembangan ternak lebih besar lagi. Pengusaha yang butuh sapi sudah makin mudah memperoleh informasi dan data mengenai populasi sapi di Barru. “Kita juga terus mendorong warga untuk fokus pada pembibitan sapi,” katanya. Dengan intensifikasi ternak sapi di Barru makin mempercepat peningkatan populasi dan memberi dukungan kesehatan sapi lebih terarah. Bahkan saat ini sudah ada yang namanya inseminasi buatan.(rus/ars)
Read More..

RI akan Tambah Kuota Impor Sapi Australia

CANBERRA - Pemerintah Indonesia telah memberikan sinyal kesediaan untuk mempertimbangkan kembali terhadap kebijakan pengurangan kuota impor ternak sapi dari Australia tahun ini. Sejak isu kesejahteraan hewan merebak yang menyebabkan terjadinya penundaan perdagangan tahun lalu, Indonesia telah mengurangi kuota impor sapi dari Australia. Indonesia telah meningkatkan kapasitas untuk memproduksi ternak sapinya dan menambahkan persyaratan dan aturan tambahan pada ternak sapi dari Australia. Beberapa peternak sapi Australia mengartikan hal ini sebagai reaksi atas suspensi ekspor ternak sapi hidup.

Perdagangan ternak sapi akan ditingkatkan oleh perwakilan pemerintah Indonesia dan Kementerian Federal Perdagangan Craig Emerson di Canberra, dalam pertemuan 12 Oktober 2012. Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan mengatakan, kedua negara terbuka untuk membangun pembahasan bidang industri. “Kami tidak berpikiran sempit tentang itu, tapi satu hal yang perlu digarisbawahi adalah apa yang diusulkan lebih dulu. Saya kira ini bukan hanya tentang membuka dan menutup pintu pada satu hal, tapi secara keseluruhan,” kata Gita Wirjawan.l Gita mempercayai Indonesia akan selalu membutuhkan impor ternak sapi. Dia mengatakan, Indonesia ingin menaikkan tingkat konsumsi daging, karena itu pemerintah membuka kesempatan bagi pertumbuhan bagi peternak sapi di Indonesia dan negara lain. "Saya tidak berpikir kami tidak akan pernah membutuhkan sesuatu dari dunia luar, termasuk sapi. Ditinjau dari sisi permintaan, saya pikir ada peluang besar di sini,” ujarnya. 
Dalam hubungan perdagangan, kedua menteri juga telah membahas peningkatan kedua negara di bidang pendidikan dan investasi. Emerson mengatakan, sangat penting untuk membangun hubungan komersial. “Sesungguhnya, hubungan pada bidang komersial dan investasi sebelumnya sedikit kurang maksimal mengingat kinerja ekonomi Indonesia cukup kuat, kinerja ekonomi kedua negara yang kuat, dan kedekatan hubungan sebagai negara tetangga,” katanya. Tahun ini, pemerintah Indonesia menghitung kebutuhan daging sebesar 484 ribu ton. ketersediaan daging sapi hanya mampu memenuhi 399 ribu ton, sisanya 85 ribu ton dipenuhi dari impor. Jumlah impor tahun ini terbagi atas daging sapi sebesar 34 ribu ton, dan sapi bakalan 283 ribu ekor. Sedangkan tahun lalu, pemerintah Indonesia memberikan kuota impor daging sapi sekitar 90 ribu ton, dan sapi bakalan 600 ribu ekor.TKP
Read More..

Kontes Sapi, Jenis Limousin Tembus Rp60 Juta

KEPANJEN – Kontes hewan ternak tingkat Jatim yang digelar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang di luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen, menjadi ajang pamer keberhasilan para peternak sapi dan kambing peranakan etawa (PE) di Kabupaten Malang. Khusus sapi yang ikut kontes benar-benar menjadi ajang pamer keberhasilan peternak dalam menggemukan sapinya. Ada 81 sapi yang mayoritas jenis Limousin yang ikut kontes di lima kelas dan semuanya berasal dari Kabupaten Malang. Berat sapi Limousin yang ikut kontes ada yang beratnya mencapai 1,6 ton untuk kelas ekstrem. 
Sapi-sapi yang super besar ini menjadi daya pikat bagi masyarakat yang mendatangi ajang kontes hewan ternak tingkat Jatim itu. “Setiap tahun selalu ada peningkatan kualitas. Ini menjadi pembuktian kalau Kabupaten Malang siap untuk swasembada daging dengan keberhasilan para peternaknya melakukan penggemukan sapi yang berkualitas,” kata Ketua Panitia Kontes Ternak, Dwi Irianto kepada Malang Post (Grup JPNN), Minggu (14/10). Ada lima kelas untuk sapi yang dilombakan antara lain, kelas ekstrem jantan, kelas induk, kelas calon indukan dan kelas bukan kereman. Semua sapi yang dilombakan merupakan hasil inseminasi buatan (IB). Ajang kontes itu pun menjadi ajang transaksional bagi para peternak sapi. Untuk sapi limousine yang beratnya mencapai 1,55 ton umurnya baru 3,5 tahun dibandreol dengan harga Rp 60 juta. Salah satunya sapi yang diberi nama Raja. Sapi milik Budi Santoso yang beratnya mencapai 1,55 ton itu sudah ditawar Rp 53 juta tapi warga Kepanjen itu belum melepasnya. Dia yakin harganya itu akan bisa lebih tinggi lagi, jika “Raja” dapat menang kontes untuk kelas ekstrem. “Ini calon Raja. Umurnya masih muda hampir empat tahun dengan kondisi struktur badan yang gagah dan dagingnya yang sangat tebal. Saya mau lepas kalau ada yang berani Rp 60 juta,” ungkap Budi. Berbeda dengan sapi, kontes ternak kambing PE peternak Kabupaten Malang harus bersaing dengan peternak unggulan dari beberapa daerah di Jatim seperti Tuban, Mojokerto dan lainnya. Mereka membawa kambing PE unggulan yang sudah banyak menjuarai di beberapa daerah. 
Kabupaten Malang memiliki banyak sentra kambing PE. Kambing-kambing unggulan itu harus bersaing dengan kambing PE dari daerah lainnya. Karena itu untuk kambing Jatim open antara lain kelas kelas A jantan dan betina, kelas B, kelas C yang semuanya jantan dan betina, ada 152 ekor kambing PE yang ikut lomba di semua kelas. “Pengumuman pemenang akan disampaikan besok (hari ini, red) yang akan dihadiri Bupati Malang Rendra Kresna. Kami juga menyediakan hadiah doorprize bagi peserta berupa doorprize utama sepeda motor,” tambah Dwi Irianto. (aim)
Read More..

14 Oktober 2012

Harga Daging Sapi Mulai Naik

MATARAM-Menjelang perayaan Idul Adha, harga daging sapi di pasar mengalami kenaikan. Dari pantauan Koran ini di Pasar Dasan Agung Rabu (10/10), harga daging sapi kini menembus Rp 80 ribu per kilogram. Salah satu pedagang, Ratih mengatakan harga daging sapi mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir. ‘’Minggu lalu harga daging sapi masih Rp 65 ribu. Harga kemudian meningkat menjadi Rp 75 ribu dan dalam tiga hari terakhir meningkat lagi mencapai Rp 80 ribu,’’ jelas Ratih. Ratih memperkirakan harga daging sendiri dapat terus meningkat menjelang semakin dekatnya Idul Adha. ‘’Biasanya sih nanti akan terus naik lagi kalau sudah semakin dekat Idul Adha," katanya. Tidak hanya daging sapi kualitas satu yang mengalami lonjakan harga. 
Menurut Ratih, daging-daging kelas dua dan tiga juga ikut naik. ‘’Daging nomor dua kemarin masih Rp 65 ribu terus naik menjadi Rp 70 ribu. Kemudian, daging kualitas tiga juga naik dari Rp 55 ribu menjadi Rp 65 ribu,’’ katanya. Ratih juga mengatakan, kenaikan harga daging sapi ini tidak berimbas pada penurunan jumlah pembeli. ‘’Kalau pembeli tetap ada saja. Bahkan, menjelang Idul Adha ini bisa dibilang meningkat. Saya biasanya menjual 25 kilo, tapi sekarang sehari bisa terjual hingga 40 kilo,’’ tutur Ratih. Sementara itu, tidak seperti daging sapi, harga daging ayam relatif stabil. Pedagang daging ayam, Atik mengatakan, harga daging ayam masih Rp 26 ribu per kilo. (cr-uki)
Read More..

Ditahan, Stok Daging Sapi Langka di Solo

SOLO – Dua minggu menjelang hari raya Idul Adha, stok daging sapi di kota Solo dan sekitarnya berkurang. Hal ini karena peternak sapi cenderung menyimpan sapinya untuk konsumen hewan kurban. Seorang pedagang daging sapi di Pasar Legi Yanti mengaku beberapa hari belakangan ini dirinya agak kesulitan mendapatkan sapi. Para peternak sapi cenderung tidak mau menjual sapinya karena lebih menginginkan menjual kepada konsumen hewan kurban. "Akibat sulit mendapatkan sapi, stok daging sapi berkurang. Meskipun begitu ketersediaan daging sapi terbatas. Saya belum tega menaikkan harga daging," ujarnya, Jumat (12/10/2012). Di tempat terpisah, Jumiarti, pedagang daging sapi di Pasar Kartasura, Surakarta mengatakan harga daging sapi beberapa hari belakangan ini belum ada lonjakan. Kalaupun ada kenaikan, hanya beberapa rupiah saja. "Sekarang ini harga daging sapi untuk jenis super masih sekira Rp75 ribu-Rp80 ribu per kilogram (kg). Jenis super artinya bersih dari gajih. Sedang jenis biasa sekira Rp60 ribu-Rp70 ribu per kg," tambah dia. Sementara itu, Dian, peternak sapi di Karanganyar mengaku bahwa beberapa hari ini dirinya memang lebih melayani pesanan untuk hewan kurban. Bahkan tidak sedikit yang sudah membayar lunas. "Di peternakan saya, banyak sapi yang sudah lunas. Mereka nitip, nanti diambil pada hari raya," komentarnya. (gna)
Read More..

13 Oktober 2012

Mentan Tolak Tambahan Impor Sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) meminta tambahan kuota impor sebanyak 56 ribu ekor sapi untuk tahun ini. Penambahan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga akhir tahun nanti. Menteri Pertanian Suswono mengaku belum mendapatkan informasi terkait permintaan tersebut. Namun, Suswono menjelaskan, ada tidaknya penambahan kuota impor sapi bergantung pada rapat di tingkat menteri bidang perekonomian. "Ada tim yang mengkaji untuk itu," tutur Suswono kepada wartawan di Jakarta. Tim itu terdiri dari berbagai elemen, termasuk akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). 
Suswono mengklaim, hingga saat ini stok sapi bakalan masih mencukupi. Oleh karena itu, tambahan impor sapi belum dibutuhkan. Sebelumnya, Direktur Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fauzi Luthan menyatakan rekomendasi persetujuan pemasukan (RPP) sapi impor sampai saat ini telah mencapai 244.136 ekor dari realisasi RPP tahun ini sebesar 283.000 ekor. Sisa pemasukan, lanjut Fauzi, akan terus dilakukan sampai dengan Desember mendatang. Oleh karena itu, Fauzi menilai permintaan penambahan ini tidak logis. "Apalagi yang RPP belum masuk terealisasi seluruhnya," tutur Fauzi. Redaktur: Hafidz Muftisany Reporter: Muhammad Iqbal
Read More..

Lebaran Qurban, Kebutuhan Sapi Naik Hingga 10 Persen

Surabaya (beritajatim.com) - Semakin meningkatnya perekonomian Jatim membuat kebutuhan hewan qurban dalam perayaan Idul Adha tahun ini pun meningkat hingga 10 persen. Jika kebutuhan sapi qurban tahun lalu sekitar 25 ribu ekor maka tahun ini Dinas Peternakan Pemprov Jatim sudah menyediakan sedikitnya 28 ribu ekor. Sedangkan kebutuhan kambing meningkat menjadi 380 ribu ekor. "Hari biasanya kebutuhan sapi di Jatim hanya sekitar 1.400 ekor dan kebutuhan harian kambing sekitar 3 ribuan ekor tetapi di saat hari raya qurban kebutuhannya meningkat cukup tajam. Tak hanya jumlah pemesan yang banyak, harga pun juga ikut naik," beber Maskur, Kepala Kantor Dinas Peternakan Jatim, Senin (8/10/2012). Kenaikan harga itu pun sudah terjadi sejak awal bulan ini, dimana harga daging sapi yang biasanya Rp 25 ribu hingga 27 ribu per Kg atau sekitar Rp 10-12,5 juta per ekor sapi. Namun kini meningkat menjadi Rp 29 ribu sampai Rp 32 ribu atau sekitar Rp 12,5-15 juta per ekor sapi. Tak hanya sapi saja, daging kambing juga mengalami kenaikan dari Rp 30 ribu per Kg atau Rp 750 ribu per ekor kini menjadi Rp 31-35 ribu per Kg atau Rp 1,3 -1,5 juta per ekor. "Lonjakan harga tertinggi akan terus terjadi hingga H-7 mendatang. Hal itu disebabkan karena 80 persen ternak yang dijual saat qurban adalah milik peternak kecil, hanya 20 persen saja yang peternak besar. Sedangkan kecendrungan peternak kecil, akan menahan dulu sapinya sebelum harganya benar-benar tinggi," jelas Maskur. Namun secara keseluruhan Maskur menjamin stok sapi maupun kambing atau domba di Jatim aman, mengingat saat ini jumlah sapi di Jatim yang disediakan sekitar 148.500 ekor dari total populasi 4,7 juta sapi. 
Saat ini jumlah sapi yang sudah diserap oleh pasar baru sekitar 80 ribu ekor sapi, jadi stok yang tersedia cukup banyak. "Stok ini juga kami gunakan untuk memenuhi permintaan sapi didaerah lain seperti Jawa Tengah, Kalimatan, Banten dan DKI Jakarta yang setiap bulan minimal mengimpor 10 persen sapi dari kebutuhan kami di Jatim ini," akunya. Dikatakan untuk mencegah masuknya sapi lain dari luar daerah Jatim yang dikhawatirkan membawa penyakit menular selama lebaran Qurban atau Idul Adha, Maskur telah membentuk tim pemantauan khusus. Terutama di kawaasan perbatasan seperti Banyuwangi, Ngawi, dan Tuban. "Kami juga melakukan pengawasan kesehatan untuk hewan qurban sebelum dan sesudah disembelih sehingga masyarakat terjaga dari ancaman penyakit menular ternak sapi maupun kambing,"tandasnya.[rea/ted]
Read More..

Wow, Promosikan Sapi Kurban Dengan SPG Cantik

BANGKAPOS.COM, BANDUNG - Untuk menarik minat pembeli hewan kurban, salah satu pedagang sapi kurban di Bandung, Jawa Barat menyewa jasa sales promotion girl (SPG). Para SPG ini masing-masing dibayar Rp 5 juta selama 20 hari untuk bekerja melayani calon pembeli sapi. Meski tiap jam menghirup bau sapi yang menyengat, namun keenam SPG berparas cantik di pusat kantor dan kandang sapi, di Jalan Permata Tamansari XIII No. 1, Pasoepati, Arcamanik, Bandung, ini tetap tersenyum melayani calon pembeli sapi. Keenam SPG cantik itu adalah Sustina (27), Wida (26), Ari (24), Rina (21), Novi (21) dan Wiwin (23). Keenam gadis cantik ini bekerja sebagai SPG di pusat kantor dan kandang sapi selama 20 hari, dari 6 hingga 25 Oktober 2012. Setiap harinya, mereka masing-masing diberi upah sebesar Rp 250 ribu. Jadi jika selama 20 hari, masing-masing SPG akan mendapatkan Rp 5 juta. Mereka rela menahan bau sapi yang menyengat demi mendapatkan uang Rp 5 juta. "Iya, jadi itu (uang, red) salah satu faktor yang bikin kami betah, walaupun dengan kotoran dan bau sapi," jelas Sustina kepada Kompas.com di pusat kantor dan kandang sapi, Kamis (11/10/2012). Mereka mengaku pekerjaan seperti ini sangat menantang, karena harus tahan bau sapi. Selain itu, mereka dituntut untuk menyampaikan dan merayu pembeli dengan sebaik mungkin. "Lama-lama tapi asyik, walau awalnya risih karena bau, tapi sekarang ini kami jadi terbiasa karena ada faktor penyemangat," tandasnya.
Read More..

Permintaan Hewan Kurban Di Madinah Meningkat

MADINA (Berita) : Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan masyarakat Kota Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), akan sapi sebagai hewan kurban semakin meningkat. Peningkatan permintaan ini tak pelak mendorong peningkatan harga. Salah satu pedagang hewan kurban, Abdul Hakim, kepada Berita menyebutkan dalam seminggu ini permintaan masyarakat akan sapi untuk hewan kurban meningkat dibanding seminggu sebelumnya. Situasi ini membuat harga sapi mengalami kenaikan sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta dibanding Hari Raya Kurban di tahun sebelumnya. Kenaikan ini membuat masyarakat dan pedagang hewan kurban seperti dirinya saling tawar-menawar harga secara ketat. “Kalau tahun kemarin harganya antara Rp 7,5 juta hingga Rp 9 juta per ekor. 
Tahun ini harganya menjadi antara Rp 9 Juta hingga Rp10 Juta,” kata Abdul Hakim. Kenaikan harga ini, kata dia, membuat jumlah pembeli menjadi menurun. Akibatnya, pihaknya pun tidak lagi menjual sapi dalam jumlah banyak seperti tahun lalu. “Tahun lalu kami menjual 80 ekor sapi, tahun ini cukup 30 ekor saja,” kata dia. Seorang panita kurban, Darwis Lubis, kenaikan harga sapi sudah mereka siasati dengan cara memberitahukan kepada masyarakat yang mau berkurban. “Sebab dari pantauan kami ke beberapa pedagang hewan kurban di Madina, terjadi pelonjakan harga,” ujar Darwin. Ia menyebutkan, para pedagang beralasan hal ini karena pasokan sapi impor sudah tidak masuk lagi ke Madina. Karena itu ia memberitahukan kepada warga untuk menaikan nilai uang yang akan dikumpulkan untuk membeli sapi. “Biasanya, untuk tujuh orang, per orang biasanya dikutip biaya senilai Rp1.200.000, maka untuk tahun ini duit yang dikumpulkan menjadi senilai Rp1.300.000 hingga Rp1.400.000 per orang. Lalu dikalikan tujuh orang. Setelah semuanya terkumpul, lalu digunakan untuk membeli satu ekor sapi untuk hewan kurban,” tegas Darwin. (isk/mfr)
Read More..