JAKARTA, KOMPAS.com - Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Jakarta diperkirakan akan merangkak naik hingga menjelang Lebaran. Untuk itulah dibutuhkan kepastian pasokan komoditas agar kenaikan harga bisa dikendalikan. Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, Rabu (8/8), harga daging sapi dan daging ayam tetap tinggi.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima meminta pemerintah agar mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam perdagangan kebutuhan bahan pokok. Langkah ini diperlukan supaya kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, terutama menjelang Lebaran, tidak bergerak liar tanpa kendali sehingga tak terjangkau oleh rakyat.
”Kalau memang harga masih relatif dalam batas kewajaran dan dinikmati peternak, itu no problem,” kata Aria Bima saat bersama rombongan Komisi VI DPR mengunjungi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/8/2012).
Aria menuturkan, permainan kartel biasanya dapat ditengarai dari kenaikan harga yang terjadi secara tiba-tiba dengan memanfaatkan momentum Lebaran saat kebutuhan meningkat. Pedagang kartel pun memanfaatkan dengan menjadikan tingginya kebutuhan sebagai alasan naiknya harga. ”Saya kira peran Menteri Perdagangan di tingkat pusat sampai dengan dinas terkait di setiap daerah perlu mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam kebutuhan bahan pokok ini,” kata Aria.
Eceran
Harga eceran daging sapi di sejumlah pasar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara dalam sepekan ini mencapai Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per kilogram (kg). Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan pada pertengahan bulan puasa tahun lalu yang hanya berkisar Rp 75.000 per kg.
Jaka, pedagang daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, mengungkapkan, tingginya harga daging sapi saat ini disebabkan harga dari agen sudah tinggi. Padahal, katanya, kalau harganya terlampau tinggi juga menyebabkan pelanggan enggan membeli.
”Kalau harga daging terus merangkak naik, penjualan pun bisa menjadi lesu,” ucap Jaka.
Menurut Memet (48), pedagang daging sapi di Pasar Rawabadak, Jakarta Utara, harga daging sapi saat ini memang masih tinggi. Namun, masih cukup diuntungkan dengan pasokan sapi yang lancar ke pedagang sehingga harganya tak terus naik.
”Sekarang saya bisa mendapatkan pasokan sampai enam ekor sehari. Padahal pada awal puasa kemarin hanya empat atau lima ekor,” katanya.
Selama pasokan daging sapi lancar, kata Memet, harga daging sapi dapat dikendalikan. Paling tidak harganya tak melambung terlampau tinggi pada tiga hari menjelang Lebaran.
”Kalau pasokan daging sapi lancar, paling mendekati Lebaran itu harganya berkisar Rp 90.000 per kg. Kalau tidak, itu harganya bisa sampai Rp 100.000 lebih per kilogramnya,” tutur Memet.
Menurut dia, kenaikan harga daging menjelang Lebaran itu tak hanya disebabkan tingginya harga daging sapi dari pemasok. Namun, itu juga disebabkan adanya kenaikan upah bagi penyembelih dan pemotong ternak selama menjelang Lebaran.
”Misalnya upah penyembelih itu biasanya Rp 70.000. Mendekati Lebaran, upahnya bisa jadi Rp 150.000 per ekor. Itu hitung- hitung untuk tunjangan hari rayanya,” kata Memet.
Sementara itu harga ayam ras per ekor di sejumlah pasar di Jakarta dalam sepekan ini merangkak naik Rp 200 per kg. Dimulai dari Rp 22.000 untuk ayam ukuran kecil, Rp 32.000 untuk ukuran sedang, dan Rp 40.000 untuk ayam berukuran besar.
”Minggu depan mungkin saja naiknya bakal lebih besar,” kata Heru, salah satu pedagang ayam di Kebayoran Lama.
Heru menambahkan, tidak pernah ada masalah soal jumlah pasokan. Ia sendiri biasa menambah pasokan hingga dua hingga tiga kali lipat di banding hari-hari di luar puasa dan tetap bisa dipenuhi oleh pemasok.
”Kalau harga ayam naik karena harga pakannya naik, masak terjadi tiap tahun?” katanya lagi.
Sebaliknya untuk harga telur, selama sepekan cenderung turun. Pada awal bulan puasa lalu harganya mencapai Rp 20.000 per kg, kini menjadi Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per kg.
Pasokan lancar
Menanggapi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui ada beberapa komoditas yang harganya masih merangkak naik. Daging, misalnya, harganya terus merangkak naik sejak awal puasa hingga pertengahan bulan puasa ini.
Namun, menurut Fauzi, Kementerian Pertanian telah men- jamin suplai daging untuk DKI Jakarta hingga Lebaran nanti akan dicukupi.
”Makanya harga daging untuk saat ini relatif stabil meski memang tetap tinggi,” katanya.
Untuk harga telur pun, lanjutnya, juga sudah mulai terkendali. Malah belakangan, harganya mulai turun, dan itu karena suplainya cukup untuk ke Jakarta.
Lebih lanjut Fauzi mengatakan, untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok lainnya akan terus digelar pasar murah di beberapa lokasi di lima wilayah kota hingga menjelang Lebaran nanti, dengan sasaran utama warga miskin.
”Harga paket Rp 50.000 dijual murah seharga Rp 20.000. Ini banyak diminati warga. Ini akan terus dilakukan sampai menjelang Lebaran,” katanya.
Pinggiran
Dalam sepekan terakhir, kenaikan harga daging ayam dan sapi di pasar tradisional dan modern Tangerang Selatan, Banten, dan Depok, pun masih terkendali.
Muhidin, pedagang daging sapi di Pasar Ciputat, mengaku, harga daging sapi tidak mengalami kenaikan setelah sebelumnya naik dari Rp 60.000 per kg menjadi Rp 80.000 per kg.
Di Pasar Kemiri Muka Kota Depok, harga telur dan ayam potong dalam sepekan terakhir malah turun menjadi Rp 16.000 per kg. Padahal, sebelum puasa, harga telur di pasar tradisional terbesar di Depok ini mencapai Rp 21.000 per kg. Turunnya harga telur ayam ini disinyalir karena stoknya cukup banyak. (NEL/FRO/MDN/PIN/NDY/CAS)