Top dan Unik
Kantor Wahyu Utama Telepon. Email bumipeternakanwahyuutama@gmail.com .
HANYA MELAYANI MELALUI EMAIL
Selamat Datang
Jika kamu mau update berita selanjutnya ,kamu bisa berlangganan gratis blog ini silakan klik link
Bumi Peternakan !

Cari Artikel

22 Juni 2012

Teknologi Sapi Kembar Berpeluang Tingkatkan Produksi Daging Nasional




sapi kembar
Untuk mendukung ketersediaan daging, pemanfaatan teknologi sapi kembar merupakan peluang yang patut diperhitungkan.Secara alamiah peristiwa kelahiran sapi kembar memang sangat jarang terjadi. Peristiwa ini sudah diamati oleh para ahli lebih dari lima dekade yang lalu. Dilaporkan bahwa frekuensi kelahiran kembar dari berbagai ras sapi, berkisar antara 0,5 sampai 9%. Kemungkinan terbesar kelahiran kembar adalah pada Sapi Brown Swiss dengan frekuensi kelahiran kembar 2,7-8,9%. Sedangkan pada sapi potong frekuensi kelahiran kembar hanya 0,5 dan pada sapi perah 1%.

Ada empat cara yang dapat menyebabkan sapi lahir kembar. Pertama dengan cara seleksi, yaitu sapi keturunan kembar dikawinkan dengan sapi yang kelahiran kembar. Cara ini memerlukan waktu yang lama untuk meningkatkan frekuensi kelahiran kembar. Kedua secara genetik, dengan deteksi ada tidaknya gen kembar. Baik jantan maupun betina, keduanya harus punya gen kembar. Ketiga dengan cara manipulasi reproduksi, supaya bisa menghasilkan lebih dari 1 telur dan baik untuk dibuahi. Keempat dengan cara merangsang sapi supaya bisa ovulasi lebih dari satu, yaitu dengan pemberian pakan dengan kandungan mineral, vitamin dan protein tinggi supaya gizinya bagus.

Kelahiran kembar secara umum diyakini merupakan peristiwa yang dipengaruhi sifat genetik kembar yang pemunculannya sangat bergantung pada lingkungan dan salah satu faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah lingkungan pakan. Sifat genetik kelahiran kembar atau sifat genetik yang terdapat pada kromosom 19 dimiliki oleh seekor induk maka terdapat peluang 10% dari induk tersebut untuk melahirkan kembar dan jika pada kromosom 5 dan 7 juga terdapat gen bersifat superovulasi maka peluang untuk melahirkan kembar meningkat sampai 13%.

Seleksi sifat kelahiran kembar dan perbaikan manajemen pakan dan pemeliharaan terbukti dapat meningkatkan peluang kelahiran. Amerika Serikat merupakan pioner pengembangan program kelahiran kembar. Meat Animal Research Centre Nebraska lembaga penelitian dibawah United State Department of Agricultural(USDA-MARC) memulai program pedet lahir kembar pada tahun 1984 dengan menerapkan seleksi sifat kembar, perbaikan manajemen pemberian pakan dan pemeliharaan.

Dengan diketahuinya gen sifat kembar berada pada kromosom 5, 7 dan 19, USDA-MARC mengembangkan alat DNA test untuk mendeteksi apakah betina yang pernah beranak kembar mempunyai sifat gen kembar atau tidak dan mendeteksi anak yang dilahirkan membawa gen kembar atau tidak. Penggunaan alat DNA test ini memudahkan pengembangan program twinning cattle termasuk di Indonesia nantinya jika kelahiran kembar kemudian dijadikan pilihan untuk meningkatkan produktivitas induk dan produksi daging nasional.

BPTP-NTB telah memulai penelitian kelahiran kembar dengan pemetaan wilayah kelahiran kembar, identifikasi pakan pada lokasi kejadian kembar dan identifikasi sosial dan ekonomi pada peternak kasus terjadinya kelahiran kembar untuk mendapatkan informasi penciri utama dari kejadian kelahiran kembar. Pada waktu yang bersamaan juga akan dilakukan pengkajian pengunaan Folicle Stimulating Hormon (FSH) atau Pregnant Mare Serum Gonadotrophin (PMSG) untuk menghasilkan kelahiran kembar di Kebun Percobaan BPTP-NTB di Narmada. Kerjasama penelitian dengan Universitas Mataram juga telah dijalin.

Jadi, pemanfaatan teknologi kelahiran sapi kembar sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan produksi sapi dan daging nasional bukanlah hal yang mustahil.

Sumber : Puslitbangnak dan situs web BPTP NTB