Top dan Unik
Kantor Wahyu Utama Telepon. Email bumipeternakanwahyuutama@gmail.com .
HANYA MELAYANI MELALUI EMAIL
Selamat Datang
Jika kamu mau update berita selanjutnya ,kamu bisa berlangganan gratis blog ini silakan klik link
Bumi Peternakan !

Cari Artikel

31 Agustus 2012

Sapi Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian 30 M

LONDON, KOMPAS.com - Seekor anak sapi diselamatkan secara dramatis oleh petugas pemadam kebakaran setelah jatuh dari ketinggian lebih dari 30 meter, dan tersangkut pohon di Sungai Leith, Cumbria, Inggris utara.

Sparkle, anak sapi yang masih berusia 11 bulan itu, ditemukan dalam keadaan tertekan setelah jatuh di tebing sungai tak jauh dari peternakan Sheriff Park, dekat Penrith, Cumbria, Rabu (29/8). Beruntung Sparkle tersangkut pohon sehingga tak nyemplung ke sungai.

Aksi penyelamatan yang sulit berlangsung hingga empat jam. Tiga petugas pemadam yang terlibat dalam aksi penyelamatan pun memakai peralatan lengkap, termasuk peralatan pendaki gunung seperti tali dan sling. Si anak sapi pun terpaksa harus dibius, sebelum berhasil ditarik dengan susah payah oleh para petugas pemadam.
”Petugas itu memakai baju pelindung dari besi, berjaga-jaga kalau saja kena tendang binatang tersebut,” ungkap Philip Armstrong, juru bicara tim pemadam kebakaran serta pelayanan penyelamatan Cumbria. Menurut Armstrong, meski terluka dan tergores-gores kulitnya, namun si Sparkle tidak mengalami cedera berarti.
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Egidius Patnistik
Read More..

Daging Sapi dan Ayam Ilegal Masih Masuk ke Kalbar

PONTIANAK, KOMPAS.com - Daging sapi dan ayam ilegal masih terus masuk dari luar negeri ke Kalimantan Barat. Daging tersebut tidak layak konsumsi karena tidak dilengkapi dengan sertifikasi kesehatan.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak Azmal Az, Jumat (31/8/2012) mengatakan, daging ilegal yang ditemukan masuk ke Kalbar langsung dimusnahkan.
"Beberapa kuintal daging sapi dan ayam ilegal kami musnahkan pada Jumat ini setelah kami proses," kata Azmal.
Penyitaan daging dari luar Kalbar dilakukan supaya masyarakat terlindungi. Apalagi, Kalimantan Barat belum mencabut larangan masuk beberapa jenis daging dari luar daerah.

 
Editor :
Robert Adhi Ksp
Read More..

Tembus Harga Tertinggi, Daging Sapi Susah Turun

Kenaikan harga terlalu tinggi sehingga berdampak negatif bagi masyarakat.

Harga daging sapi saat Lebaran 2012 merupakan harga tertinggi selama empat tahun terakhir ini. Akibatnya, menurut Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Satria Hamid Ahmadi, harga susah kembali ke angka normal.

Pada 2009, periode menjelang lebaran, harga daging sapi berada pada kisaran Rp50.000-65.000 per kilogram, lalu naik. Pada periode yang sama di 2010, harga sedikit naik, yakni Rp55.000-70.000 per kilogram.

Pada 2011, harga naik mencapai Rp65.000-80.000 per kilogram. Pada 2012 di periode yang sama harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp90.000-110.000 per kilogram.

Ketua Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, berdasarkan pantauan KDS, harga daging sapi pekan ini tercatat masih cukup tinggi dengan kisaran Rp80.000-Rp90.000. Padahal, sambung dia, seharusnya harga sudah bisa kembali normal dengan Rp65.000-70.000 per kilogram.

Dengan harga daging sapi saat ini, Sarman menilai, jauh dari kemampuan daya beli warga Jakarta. Peningkatan tajam harga daging sapi ini, menurutnya, sudah sesuai dengan prediksinya empat bulan lalu.

"Kenaikan sangat tinggi ini dikarenakan persediaan daging sapi yang tidak mencukupi. Akibatnya, warga banyak beralih ke daging ayam yang menimbulkan lonjakan permintaan kepada daging ayam dan harganya menjadi sangat tinggi mencapai Rp50.000 per ekor," kata Sarman, Jakarta, hari ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia Thomas Sembiring mengatakan, pada 2012 kenaikan harga yang terjadi terlalu tinggi, dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat.

"Padahal, pada awal bulan puasa, Kementerian Pertanian menjanjikan harga sapi paling tinggi berada pada kisaran Rp80.000, karena stok daging dikatakan aman. Tapi terbukti, harga melejit tinggi," ujarnya.

Menurut Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Satria Hamid Ahmadi, kondisi terakhir harga daging sapi per 31 Agustus tercatat masih mengalami kenaikan 20-30 persen dari harga normal. Terlihat dari harga jenis daging rendang di pasar modern Rp79.900-129.900 per kilogram, daging semur Rp78.900-129.900, daging sengkel Rp78.900-99.900, daging top-side  Rp103.900-129.900, daging inside Rp99.900, dan daging gandik  Rp98.900-134.000.

"Kami sulit memprediksikan kapan harga bisa kembali normal. Dengan melihat kondisi harga daging sapi saat ini yang masih cukup tinggi, maka peluang untuk turun dan kembali normal sangat  sulit. Tuntutan kami kepada pemerintah adalah dengan pemenuhan infrastruktur yang sesuai, dengan penyediaan rumah potong hewan (RPH) yang modern. Kalau bisa ada RPH dibangun di Jakarta, maka lebih bagus lagi,” harapnya.

 
Read More..

28 Agustus 2012

Boyolali Stop Potong Sapi Betina

BOYOLALI–Pemkab Boyolali terus menyosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak memotong sapi betina. Langkah ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan reproduksi sapi di Boyolali. Hal ini seiring adanya aturan pembatasan impor sapi pada 2014.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Darsono mengatakan, cara ini untuk mengantisipasi adanya pembatasan sapi impor maksimal 30%. Menurutnya, pembatasan ini berdampak pada ketersedian daging sapi nasional yang harus bisa mencukupi kebutuhan sendiri.
“Jawa Tengah mempunyai peranan sangat penting sebagai pemasok daging sapi nasional. Salah satunya adalah Boyolali ini,” ujarnya saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (28/8/2012).
Ia menjelaskan, Boyolali menyuplai kebutuhan daging sapi ke berbagai daerah terutama ke Jakarta. Pasalnya, Jawa Tengah termasuk Boyolali merupakan produsen sapi pedaging yang menjadi andalan di tingkat nasional. Lebih lanjut ia memaparkan, data populasi ternak sapi Boyolali semester pertama tahun 2012 yakni, populasi sapi potong sebanyak 97.856 ekor.
Sementara populasi sapi perah mencapai 86.997 ekor. Sedangkan pemotongan dan produksi sapi potong pada semester pertama 2012 mencapai 19.014 ekor (RPH Pemkab). Pemotongan di luar RPH mencapai 3.201 ekor. Jumlah ini menghasilkan sebannyak 4.883ton atau 200kg daging/hari. “Besarnya pemotongan hewan ternak ini tidak mengambil semua populasi sapi dari Boyolali. Sebagian hewan ternak yang dipotong berasal dari luar daerah,” paparnya.
Read More..

Transfer Embrio Bantu Perbanyak Keturunan Sapi

KOMPAS.com - Beragam cara untuk mengembangkan peternakan sapi potong dan sapi perah dilakukan antara lain lewat perbaikan kualitas genetik. Namun, langkah tersebut seringkali terhambat karena sulitnya memperoleh anakan kualitas unggul. 

Salah satu kendala adalah hambatan perbanyakan betina kualitas unggul. Secara alami, seekor induk hanya mampu menghasilkan satu ekor anak dalam setahun atau rata-rata hanya mampu menghasilkan anak yang berkualitas kurang dari 8 ekor sepanjang hidupnya. Separuh anak biasanya pejantan. 

Menghadapi kendala itu, teknologi Transfer Embrio (TE) bisa menjadi solusi.  TE ialah suatu proses mengambil (flushing) embrio dari uterus sapi donor yang telah diovulasi ganda (superovulasi) dan memindahkannya ke uterus sapi resipien (penerima) dengan  menggunakan metode, peralatan dan waktu tertentu. 

Teknologi ini merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB) yang paling sering diterapkan pada ternak sapi. Program TE melalui beberapa tahapan, yaitu pemilihan sapi donor dan resipien, sinkronisasi birahi, superovulasi, inseminasi, koleksi embrio, penanganan dan evaluasi embrio, transfer embrio ke resipien sampai pada pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran. 

TE memiliki kelebihan dibandingkan IB. Hanya diperlukan waktu satu generasi (9 bulan) untuk menghasilkan bibit murni (pure breed) lewat TE. Sementara, target yang sama memerlukan waktu 15 tahun jika dilakukan lewat proses IB.

Aplikasi TE dapat memberikan peningkatan perkembangan ternak bibit unggul baik dari sisi pejantan maupun sisi betina. Selain itu, TE juga mengurangi biaya transportasi penyebaran bibit unggul serta mengurangi resiko penyebaran penyakit menular. Teknologi ini merupakan dasar bioteknologi dalam mendukung rekayasa embrio yang lebih tinggi dibidang reproduksi ternak. 

TE memiliki manfaat ganda karena selain dapat diperoleh keturunan sifat dari kedua tetuanya juga dapat memperpendek interval generasi sehingga perbaikan mutu genetik ternak lebih cepat diperoleh.

Diawal tahun 1990-an, Puslit Bioteknologi - LIPI bekerjasama dengan Peternakan Tri “S” Tapos telah berhasil mengembangkan penelitian dan mengaplikasikan teknologi TE pada sapi potong dan sapi perah. 

Sejak tahun 1995 embrio beku sapi perah mulai disebar ke peternak di Bogor, Lembang dan Garut dalam program bantuan Bapak Presiden (Banpres). Tahun 1997 dimulai program membuat sapi unggul jenis "Brangus" khususnya daerah Indonesia Timur (Lombok, NTB), setelah itu aplikasi TE berkembang secara meluas di Sulawesi dan Sumatera. 

Saat ini produksi embrio dapat mencapai 30 - 50 embrio/koleksi, tetapi rata-rata hanya sekitar 5−10 embrio/koleksi yang layak untuk ditransfer atau dibekukan. 

Dengan demikian, seekor sapi donor dapat menghasilkan keturunan lebih dari 25 ekor per tahun. TE memungkinkan rekayasa hingga mendapatkan anakan kembar identik dalam jumlah banyak ataupunlewat kloning serta jenis kelamin
Read More..

DAGING SAPI Ilegal 2.500 Ton Terendus Masuk Via Tanjung Priok


 JAKARTA: Kementerian Perdagangan mengendus adanya pemasukan daging sapi impor secara ilegal sekitar 2.500 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. 
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kemendag dari Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, saat ini terdapat 118 kontainer berisi daging sapi beku impor dari Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat yang masih tertahan di terminal kontainer Tanjung Priok. 
 
Kontainer milik perusahaan berinisial PT KSU itu tertahan karena masih menunggu penyelesaian proses administrasi dan belum diperbolehkan keluar dari wilayah kepabeanan oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian sampai perusahaan itu mendapat izin dari Kemendag. 
 
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Deddy Saleh mengatakan pihaknya menemukan indikasi adanya upaya pihak tertentu melakukan importasi daging sapi tanpa menggunakan Surat Persetujuan Impor (SPI) yang diterbitkan Kemendag. 
 
Menurutnya, alokasi impor PT KSU pada semester II/2012 hanya 300 ton, sedangkan pada semester I/ 2012 sebanyak 500 ton dan telah direalisasikan oleh perusahaan bersangkutan. 
 
Dari 118 kontainer yang ditahan, 35 kontainer di antaranya berukuran 40 feet, sedangkan sisanya 83 kontainer berukuran 20 feet. Jika rata-rata kontainer ukuran 40 feet berisi sekitar 26-30 ton dan kontainer 20 feet berisi sekitar 20-22 ton, maka bobot keseluruhan daging sapi impor tersebut berjumlah antara 2.570-2.876 ton. 
 
“Jumlah ini jelas jauh melampaui alokasi impor yang diizikan Kemendag. Ini menunjukkan perusahaan tersebut telah melakukan impor tanpa memiliki SPI sesuai dengan yang telah diterbitkan oleh Kemendag,” katanya. 
 
Deddy meminta agar pihak Bea Cukai dan Badan Karantina Pertanian menindak tegas importir yang sengaja melakukan importasi daging sapi tanpa memiliki SPI. 
 
Menurutnya, pengawasan dan penerapan sanksi yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali importasi daging sapi ilegal. 
 
Saat ini Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok telah meminta Balai Besar Karantina Pertanian di Tanjung Priok untuk mengklarifikasi kesesuaian dokumen karantina daging itu. 
 
Pihak karantina pun menjelaskan bahwa daging yang masuk tersebut diragukan keabsahan SPI-nya.  Dengan demikian, pihak karantina tidak dapat menerbitkan dokumen kekarantinaan, yaitu KH5 (izin bongkar) dan KH7 (izin pemasukan ke instalasi karantina sementara/IKHS). 
 
Dokumen tersebut merupakan dokumen larangan/pembatasan (lartas) yang harus dimasukkan (upload) ke dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) untuk selanjutnya diproses secara administrasi kepabeanan oleh Ditjen Bea dan Cukai. (sut)

dikutip dari : Harian Bisnis Indonesia
Read More..

Pedagang Minta Pemerintah Atasi Harga Daging


KEBAYORAN BARU (Pos Kota) – Meski Lebaran sudah berlalu sembilan hari, namun pasaran daging sapi di pasar tradisional di Jakarta masih tinggi berkisar Rp85.000 per kilogram.
Sejumlah pedagang di Pasar Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengaku kewalahan dengan masih mahalnya harga jual daging sapi yakni Rp85.000/kg yang membuat pembeli terus berkurang.
“Daging sapi tetap mahal lantaran keran daging sapi impor dikurangi pemerintah sedangkan hasil sapi lokal justeru berkurang,” kata H. Asnawi, pedagang, Selasa (28/8).
Semula ia berharap usai Lebaran harga daging sapi dapat kembali normal Rp65.000/kg-Rp70.000/kg. Kenyataannya daging sapi tetap saja masih bertahan.
“Usai Lebaran ini karena daging sapi mahal, omset saya melorot,” keluhnya.
Baik Asnawi maupun pedagang daging lainnya mendesak pemerintah segera mengatasi hal ini. Jika tidak, tak mustahil harga daging terus melonjak dan membuat pedagang bangkrut.
Tak hanya pedagang, masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga juga mengeluhkannya. “Lebaran dah lewat koq harga daging sapi belum turun juga,” keluh Isnawati, ibu rumah tangga di kawasan Cipete.
Sedangkan pasaran sembako seperti telor ayam ras juga masih mahal yakni Rp20.000/kg, gula pasir Rp14.000/kg, terigu eceran Rp8.000/kg dan minyak curah Rp12.000/kg. (Rachmi)
Read More..

Harga Daging Sapi Masih Mahal, Ayam Berangsur Normal

Banda Aceh, (Analisa). Momentum lebaran usai, namun harga daging sapi di Banda Aceh masih mahal. Pedagang beralasan permintaan daging tinggi sementara pasokan ke pasar berkurang, sehingga harga penjualan pun belum dapat diturunkan. Tetapi harga ayam potong sudah berangsur normal.
Pantauan Analisa, Senin (27/8) di Pasar Peunayong dan Pasar Darussalam, harga daging sapi dan ayam potong bervariasi. Sebagian pedagang masih menjual daging sapi segar dari Rp95.000 sampai Rp110.000 per kilogram. Sementara daging tidak segar atau sudah masuk pendingin Rp90.000 per kilogram.

Seorang pedagang daging sapi di Pasar Peunayong, Reja Qaillani (30) mengaku terpaksa menjual daging sapi dengan harga mahal karena harga beli kepada pemasok juga masih tinggi. Namun diperkirakan dalam dua hari ke depan harga daging sapi akan kembali normal.

Selain itu, permintaan terhadap daging juga masih tinggi sementara pedagang yang berjualan di Pasar Penayong masih sedikit. "Karena permintan daging sapi masih tinggi dan pasokan berkurang, saya tidak bisa menurunkan harga," ujar Reja

Sedangkan seorang pedagang ayam potong, Nukman (34) mengatakan, harga ayam potong pasca lebaran bervariasi. Pada Minggu (26/8) per ekor Rp37.000 hingga Rp38.000. Senin (27/8) kemarin berangsur normal berkisar Rp35.000 per ekor untuk ayam seberat 1,9 kilogram.

Walau harga sudah kembali normal, namun masih ada juga sebagian pedagang yang menjual ayam potong Rp37.000 per ekor. Kemudian harga bebek potong Rp40.000 sampai Rp50.000 per ekor. Namun harga tersebut sudah tergolong normal bila dibandingkan penjualan pada saat lebaran mencapai Rp60.000 per ekor.

Permintaan terhadap daging ayam tergolong tinggi terutama pada Jumat dan Sabtu (24-25/8). Nukman mengaku kondisi ini sudah menjadi sebuah tradisi sejak dulu, sehingga penjualan agak lebih banyak. 

Sementara aktivitas jual-beli baik di Pasar Aceh Banda Aceh maupun di pertokoan seputaran Masjid Raya Baiturrahman sudah kembali normal pada H+8 lebaran. Aktivitas lalulintas pun berangsur padat dibandingkan H+7 yang cukup lengang. Para pedagang yang baru membuka tokonya, rata-rata sibuk merapikan barang-barang dagangan mereka. (bei)
Read More..

DAGING SAPI Di Sumbar Capai Rp90.000 Per Kg

PADANG, : Harga daging sapi pada sejumlah pasar tradisional di Provinsi Sumatra Barat masih tinggi, imbas dari banyaknya permintaan masyarakat sejak ramadhan kemarin.

Di Kabupaten Pesisir Selatan misalnya, untuk 1 Kilogram daging sapi mencapai harga Rp90.000.

"Daging sapi mahal, ini sudah terlihat sejak awal masuknya bulan ramadhan lalu," kata Neli, ibu rumah tangga, warga Painan, Ibu Kabupaten Pesisir Selatan kepada Bisnis, di Padang, Senin 27 Agustus 2012.

Tak cuma mahal, ucapnya, penjualnya pun terlihat jarang, karena cuma ada satu pedagang saja. "Jadi, selain mahal, membelinya pun terkesan berebutan," kata Neli.

An, pedagang sapi potong di pasar inpres Painan yang sempat dijumpai Bisnis di Padang, juga membenarkan perihal tersebut.

"Benar, harga daging sapi potong saat ini berkisar Rp90.000/kg, kita tak bisa berbuat apa-apa, sebab sapi potong terlihat susah diperoleh di sana (Kabupaten Pesisir Selatan)," aku An.

Menyoal penyebab sulitnya memperoleh ternak sapi untuk dipotong, tutur An, secara pasti dirinya pun tidak tahu. "Yang jelas, ternak sapi saat ini terkesan sulit diperoleh di Pesisir Selatan," kata An. (ra)

dikutip dari www.bisnis.com
Read More..

27 Agustus 2012

Kisah Sukses Pendiri Apple, Dipecat Dari Perusahaannya Sendiri

Cerita sukses tak selalu bermula dari ide besar. Banyak sukses yang justru lahir dari gagasan sepele. Ada juga yang menangguk untung besar lantaran kelihaiannya mengadopsi dan meniru temuan orang lain. Tetapi tak sedikit juga yang meraih sukses karena keberaniannya menanggung risiko dan kreativitasnya dalam melakukan inovasi terhadap sesuatu yang sudah ada.
Dalam bukunya, Emily Ross & Angus Holland mengisahkan hal ini cukup menarik. Ia juga memilah-milah kisah sukses atas dasar sejarah dan kecenderungannya, sehingga mempermudah pembaca untuk memahami. Sebagai contoh adalah kisah-kisah sukses yang diraih karena kekuatan adaptasi modelnya. Ross & Holland menyebutkan Starbucks yang berevolusi dari hanya sebuah toko penjual biji kopi, dan Coca Cola yang berjaya setelah dikemas dalam botol.
Keberanian mengambil risiko oleh para kreator dan inovator juga menjadi kisah tersendiri. Keberhasilan Apple menjadi salah satu contoh besarnya. Sang penemu, Steve Wozniak, sempat ditolak ketika mengajukannya ke Hewlett-Packard (HP). Ia kemudian menyodorkannya kepada Steve Jobs yang kemudian menjadi mitranya. Dengan modal uang dari hasil menjual mobil VW milik Wozniak dan kalkulator HP milik Jobs, mereka membiayai desain pertama Apple saat Jobs berusia 21 tahun dan Wozniak lima tahun lebih tua. Siapa sangka kalau kini Apple menjelma menjadi sebuah usaha besar di dunia.
Sementara itu banyak juga sukses besar yang bermula dari gagasan sepele. Liquid Paper adalah salah satu contohnya. Produk ini bermula dari kebingungan sang penemunya, Bette Graham. Saat itu, seorang ibu yang bekerja sebagai sekretaris ini kerap stres lantaran pekerjaannya dalam mengetik. Bayangkan, bagaimana pusingnya dia ketika harus membuat hasil ketikannya rapi dan bersih, sementara ketikannya kerap salah.
Suatu ketika tanpa sengaja dia melihat seorang tukang cat tengah mengecat. Tukang cat itu ternyata tak sengaja menodai hasil kerjanya. Untuk membersihkannya, pengecat itu kemudian menimpa noda itu dengan cat putih.

Dari situ, Graham terpikir untuk melakukan hal serupa. Dia mencoba menggunakan cat tempera putih berbahan dasar air dan kuas tipis untuk menutup kesalahan ketiknya. Ternyata berhasil. Pada tahun 1957 ketika teman-temannya mengetahui hal ini, Graham mulai mengomersialkan, hingga mampu menjual sekitar 100 botol per bulan. Hebatnya, 15 tahun kemudian, perusahaan yang didirikan berhasil menjual sedikitnya lima juta botol per tahun.
Yang tak kalah menarik adalah sukses besar yang terjadi karena kecerdikannya dalam mengadopsi ide orang lain. Contohnya Dietrich Mateschitz yang mengubah tonik menyehatkan asal Thailand, si kerbau air merah alias Krating Daeng, menjadi manis dan berbuih yang cocok untuk orang-orang Austria. Ia lantas mengemasnya lebih menarik dalam kaleng ramping, dan memberinya merek Red Bull. Dengan klaim sebagai ‘minuman cerdas’ yang mampu meningkatkan kinerja seseorang, Red Bull menangguk sukses besar. Pada tahun 2006, penjualannya mencapai 3,5 miliar dolar AS, dan kini diperkirakan jauh melebihi angka itu.
Sukses juga bisa terjadi pada seseorang yang memiliki kemampuan berinovasi dan melakukan eksekusi lebih baik terhadap ide yang sudah ada. Michael Dell adalah salah satu contohnya. Ia berhasil menembus industri yang memuja inovasi tanpa membuat inovasi dengan tangannya sendiri. Dia mulai membangun komputer rakitan di kamar kosnya dan menjualnya dengan harga relatif murah melalui pos. Kini, siapa tak kenal komputer Dell?
Langkah sama terjadi pada Sergey Brin dan Larry Page. Ia melakukan inovasi yang serupa, sehingga Google-nya kini sukses menyaingi mesin pencari yang lebih dulu ada, seperti Yahoo!, Alta Vista, dan Lycos.
Dalam buku ini juga diungkapkan tentang para penemu yang kurang beruntung. Sebaliknya keuntungan justru dinikmati orang lain. Salah satu contoh adalah Coco Chanel. Ketika parfum pada umumnya dibuat dengan satu jenis bunga, Coco menemukan ramuan parfum yang luar biasa: hasil perpaduan beberapa jenis bunga yang kemudian menghasilkan Chanel No. 5. Tapi sayang, akibat kesulitan modal, Coco haus berkongsi dengan keluarga Pierre Wertheimer, yang mempunyai infrastruktur untuk memproduksi parfum berskala besar. Hasilnya? Keluarga Wertheimer yang justru menikmati kekayaan, bahkan hingga cucunya yang sekarang.
Seratus jurus sukses bisa menjadi inspirasi bagi pembaca, bahwa sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko.
Anda pasti mengenal produk Mac, iPod, dan yang terakhir iPhone. Ketiga produk itu adalah brand yang sangat terkenal dari perusahaan Apple Inc. Bahkan, Apple saat ini dianggap sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh dalam perkembangan teknologi dunia. Lantas, apa sebenarnya kunci sukses dari Apple dalam menciptakan inovasi teknologi tersebut?

Adalah sosok Steve Jobs, sang pendiri Apple lah yang memiliki visi jauh ke depan sehingga membuat Apple menjadi perusahaan yang sangat disegani hingga kini. Namun, jika menengok kisah Steve, kita sebenarnya bisa melihat betapa ia adalah sosok pengagum kesederhanaan dan keindahan. Inilah dua kunci dasar - selain visinya ke depan - yang membuat Apple berhasil mematahkan dominasi Microsoftnya Bill Gates.
Bagi Anda yang sudah akrab dengan beberapa produk Apple, pasti segera tahu betapa produk Apple sangat sederhana dan user friendly. Namun, meski sederhana, bentuknya sangat elegan. Inilah yang membuat Apple selalu punya penggemar fanatik. Tentu, hal ini tak bisa lepas dari sentuhan tangan dingin sang pendiri, Steve Jobs.

Steve Jobs lahir pada 24 Februari 1955 dari seorang ibu berkebangsaan Amerika, Joanne Carole Schieble, dan ayah berkebangsaan Syria, Abdulfattah "John" Jandali. Namun, saat dilahirkan, ia segera diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs. Sejak kecil, Jobs sudah menunjukkan ketertarikannya pada peranti elektronik. Bahkan, dia pernah menelepon William Hewlett - presiden Hewlett Packard - untuk meminta beberapa komponen elektronik untuk tugas sekolah. Hal itu justru membuatnya ditawari bekerja sambilan selama libur musim panas. Di Hewlett-Packard Company inilah ia bertemu dengan Steve Wozniak, yang jadi partnernya mendirikan Apple.

IQ-nya yang tinggi membuat Steve ikut kelas percepatan. Tapi, ia sering diskors gara-gara tingkahnya yang nakal - meledakkan mercon hingga melepas ular di kelas. Di usianya yang ke-17, ia kuliah di Reed College, Portland, Oregon. Namun, ia drop out setelah satu semester. Meski begitu, ia tetap mengikuti kelas kaligrafi di universitas tersebut. Hal itulah yang membuatnya sangat mencintai keindahan.

Tahun 1974 ia kembali ke California. Ia bekerja di perusahaan game Atari bersama Steve Wozniak. Suatu ketika, Steve Jobs tertarik pada komputer desain Wozniak. Ia pun membujuk Wozniak untuk mendirikan perusahaan komputer. Dan, sejak itulah, tepatnya 1 April 1976, di usinya yang ke-21, Steve mendirikan Apple Computer. Singkat cerita, kisah sukses segera menjadi bagian hidupnya bersama Apple.

Namun, saat perusahaan itu berkembang, dewan direksi Apple justru memecat Steve karena dianggap terlalu ambisius. Sebuah pemecatan dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Meski sempat merasa down, karena kecintaannya pada teknologi, ia pun segera bangkit. Steve mendirikan NeXT Computer. Tak lama, ia pun membeli perusahaan film animasi Pixar. Dari kedua perusahaan itulah namanya kembali berkibar. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada Apple. Perusahaan itu justru di ambang kebangkrutan.

Saat itulah, Steve kembali ke Apple, hasil dari akuisisi Apple terhadap NeXT. Banyak orang yang meramalkan Steve tak kan lagi mampu mengangkat Apple. Steve menanggapinya dengan dingin. "Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai. Dan adalah benar bahwa pekerjaan kita adalah kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kepuasan sejati adalah melakukan apa yang kita yakini," sebut Steve.

Kecintaan inilah yang mengantarkan Steve kembali mengorbitkan Apple ke jajaran elit produsen alat teknologi papan atas. iPod dan iPhone saat ini menjadi produk yang sangat laris di pasaran. Visinya ke depan juga membuat iTunes, sukses jadi toko musik digital paling sukses di dunia. Ia menjawab keraguan orang dengan kerja nyata dan hasil gemilang. Bentuk indah, elegan, sederhana, namun powerful, menjadi ciri khas produk Apple hingga saat ini.

Kecintaan kita pada apa yang kita lakukan akan menjadi jalan kita menuju kesuksesan. Hal itulah yang dibuktikan oleh sosok Steve Jobs. Bahkan, meski ia sempat terpuruk dan "diusir" dari perusahaannya sendiri, kecintaannya pada teknologi membuatnya kembali. Inilah bukti nyata bahwa jika kita mencintai pekerjaan kita dengan sepenuh hati, hasil yang dicapai pun akan jauh lebih maksimal. (fn/id/cn)
Read More..

Harga Daging Sapi di Kota Bandung Masih Tinggi

BANDUNG - Para pedagang daging sapi di pasar Kosambi mulai resah pasalnya harga daging sapi hingga saat ini masih saja tetap bertahan berkisar Rp.100.000 hingga Rp.105.000 per kilonya pasca kenaikan harga saat lebaran.
"Harga daging sapi yang tadinya sebelum lebaran berkisar Rp.90.000 mengalami kenaikan saat akan lebaran yang mencapai Rp.100.000 hingga Rp.105.000 per kilonya hingga sepekan setelah lebaran masih bertahan di harga tersebut” ujar Euis, salah satu pedagang.
"Harga tersebut akan bertahan hingga dua pekan kedepan yang diakibatkan makin sulitnya mencari stok daging disetiap agen yang ada karena banyaknya permintaan daging saat lebaran lalu sehingga mau tak mau harga sekarang akan tetap dipertahankan meski dampaknya semakin sulitnya mendapatkan pembeli" lanjutnya.
Kondisi pasar saat ini masih dirasakan sepi namun harga-harga komoditas lainya sudah mulai normal kembali terutama daging ayam yang sudah kemali normal di harga Rp.28.000.
Read More..

18 Agustus 2012

Mendag: Pola Konsumsi Pengaruhi Lonjakan Harga

Liputan6.com, Jakarta: Pola konsumsi masyarakat yang meningkat jelang bulan Ramadhan, berpengaruh pada stabilitas harga sembako. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Gita Wirjawan, Senin (16/7) petang. "Kita harus mengkaji ulang pola konsumsi kita. Dengan membatasi konsumsi, maka kita bisa menjaga stabilitas harga pasar. Tentunya ini juga berkaitan dengan subtituted-nya (makanan pengganti)," ajak Mendag.

Usaha Pemerintah dalam menekan lonjakan harga pangan salah satunya adalah dengan memantau beberapa titik pasar murah di Indonesia. "Untuk menjamin pasokan, kita akan memantau harga di pasar murah di beberapa tempat di Indonesia. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga," jelas Gita.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menambahkan bahwa perkiraan harga makanan pokok yang bakal naik adalah daging ayam, daging sapi, hingga kelapa. (BEN/ANG/RIS/ARI)
Read More..

Harga Daging Sapi di Palembang Rp120.000/Kg

Metrotvnews.com, Palembang: Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Palembang, Sumatra Selatan, menembus Rp120.000 per kilogram (kg). Harga melambung hampir 40 persen dibandingkan harga normal.

"Sesuai prediksi harga daging sapi akan menembus Rp120.000 karena kemarin sudah menyentuh Rp115.000 per kilogram," kata Rosyad, pedagang daging di Pasar Km 5 Palembang.

Menurutnya, kenaikan harga disebabkan sentimen pasar yang terlalu berlebihan mengingat stok dari agen cukup lancar. "Sebenarnya bisa bertahan di kisaran Rp115.000/kg, tapi karena pengaruh banyak permintaan membuat pedagang menaikkan harga menjadi Rp120.000 per kilogram," ujarnya.

Ia mengatakan, puncak harga daging terjadi pada hari ini, mengingat pada Lebaran akan bergerak ke harga normal. "Hari ini merupakan hari bermasak kata orang Palembang, jadi permintaan tergolong paling tinggi dibandingkan sebelumnya. Meski demikian, ada pula warga yang sudah membeli pada beberapa hari sebelumnya kemudian diawetkan di lemari pendingin," katanya.

Sementara itu, penurunan harga daging sapi mulai terasa di Pasar 26 Ilir sekitar pukul 11.00 WIB. Sejumlah pedagang mematok harga daging sapi di kisaran Rp95.000 hingga Rp100.000 per kg. "Tadi pagi masih Rp110.000, tapi memasuki siang sejumlah pedagang memilih menurunkan harga agar stok segera habis," ujarnya.(Ant/ICH)
Read More..

13 Agustus 2012

Peternakan UGM-Holcim Kerjasama Pertanian Terpadu dengan Bumi Peternakan Wahyu Utama


YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Fakultas Peternakan UGM dan PT Holcim Indonesia Tbk bersama dengan Bank Syariah Mandiri serta Koperasi Peternakan Sapi Wahyu Mitra Utama sepakat menjalin kerjasama bidang pertanian terpadu berbasis usaha peternakan sapi di Tuban.
Kesepakatan kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama oleh Wakil Dekan Bidang Akedemik, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Peternakan UGM Dr Ir Adiarto MSc, Kepala PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bojonegoro Achmad Muhadjir, Manufacturing Director Holcim Indonesia Lilik Unggul Raharjo, dan Ketua Koperasi Peternakan Sapi Wahyu Mitra Utama Drs H Joko Utomo di Tuban.
Koordinator pelaksanan program kerjasama Fakultas Peternakan UGM-Holcim Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA menuturkan, kerjasama bertujuan untuk mengembangkan pertanian terpadu sebagai salah satu model pemberdayaan masyarakat secara komperehensif integrasi dan terpadu.
Dengan model tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan peternakan sapi di wilayah Tuban dan sekitarnya khususnya di kawasan pabrik semen Holcim. Disebutkan, dalam kerjasama itu Fakultas Peternakan UGM bertindak sebagai pendamping teknologi dan kemampuan manajemen, monitoring, dan pengawasan pelaksanaan program pertanian terpadu selama waktu yang disepakati semua pihak.
Sementara Bank Syariah Mandiri sebagai penyalur pembiayaan kepada peternak sapi melalui kemitraan dengan Holcim Indonesia dan Koperasi Peternakan Sapi Wahyu Mitra Utama. "Fakultas Peternakan melakukan pendampingan dan transfer teknologi tepat guna dalam rangka pengembangan model pertanian terpadu seperti ternak sapi, pakan ternak, itik, pertanian tanaman pangan, rumput, dan ikan," imbuhnya.
Di samping melakukan pendampingan dan transfer teknologi Fakultas Peternakan UGM juga akan melakukan monitoring dan pengawasan usaha peternakan sapi yang dikelola oleh peternak sapi. Selanjutnya memberikan laporan berkala mengenai perkembangan usaha sapi yang dikelola peternak sapi dan memberikan informasi mengenai usaha-usaha perbaikan yang harus dilakukan dalam program tersebut.
( Bambang Unjianto / CN26 / JBSM )


Read More..

12 Agustus 2012

Harga Stabil, Peternak Jual Sapi Buat Lebaran

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Ratusan petani dan peternak mulai membanjiri Pasar Hewan Jetis, Kabupaten Ponorogo sejak sepekan terakhir.

Sebagian petani dan peternak ini menjual hewan ternaknya berupa kambing dan sapi untuk persiapan biaya menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 143 Hijriyah. Selain itu, karena desakan pembayaran uang pelunasan sekolah memasuki tahun ajaran baru 2012 ini.

Beruntung, sampai saat ini harga hewan ternak terumata sapi dalam kondisi stabil yakni Rp 8 juta sampai Rp 9 juta per ekor. Kondisi ini jauh berbeda dibanding saat menjelang lebaran tahun lalu yang anjlok hingga Rp 5 juta per ekor. 


"Jika tahun lalu saat pertengahan puasa seperti ini harga sapi ukuran dan gemuknya sama hanyaRp 5 sampai 6 juta, sekarang harganya 8-9 juta. Sekarang harga masih bagus, petani dan peternak senang menjual sapinya," terang Tohari (50) pedagang sapi dari Kelurahan Kertosari, Kecamatan Ponorogo.

Selain itu, Tohari menjelaskan sejak awal pertengahan puasa dan kebetulan bersamaan dengan mulai tahun ajaran baru 2012 kondisi penjualan sapi ramai. 

Kondisi ini dilihat dari Pasar Hewan Jetis yang terus didatangi petani dan peternak yang hendak menjual hewan ternaknya. Rata-rata untuk kebutuhan lebaran dan kebutuhan membayar biaya anak masuk sekolah.  

"Sekarang banyak yang jual sapi. Petani butuh untuk lebaran dan biaya anaknya masuk sekolah dan kuliah. Jadi yang punya ternak sapi dijual. Kami membeli untuk penggemukan saja yang dipersiapkan untuk hari raya kurban mendatang," ungkapnya.

Salah seorang penjual sapi, Sakiran (45) warga Desa/Kecamatan Sawoo mengaku menjual seekor sapinya untuk keperluan lebaran yang sudah dekat dan biaya sekolah kedua anaknya yang menginjak masuk SMA dan SMP.

Menurutnya, harga sapi saat ini membuat petani dan peternak senang karena sapi masih dihargai. Kondisi ini berbanding terbalik dengan menjelang lebaran tahun 2011 lalu yang harga sapinya anjlok drastis. 

"Untung bulan ini harganya baik. Tahun lalu saya jual sapi hanya laku Rp 5 juta. Sekarang dalam ukuran sapi sama harganya masih bagus. 
Sapi saya ditawar Rp 7,7 juta dan saya minta Rp 8 juta pas. Uangnya separoh untuk lebaran dan sisanya untuk biaya sekolah anak," ucapnya.

Sementara Kepala Kantor UPT Pasar Hewan Jetis, Sunarno menegaskan harga sapi dan kambing sejak hari raya kurban Tahun 2011 lalu masih dalam kondisi stabil hingga saat ini. 

"Sekarang banyak petani dan peternak banyak yang menjual sapi, karena harganya baik, uangnya dibutuhkan untuk kebutuhan lebaran. Makanya pasar terus ramai sejak pagi hingga sore," tandasnya.
Read More..

10 Agustus 2012

Harga Naik, Pedagang Sapi Potong Madura Jualan ke Situbondo

LENSAINDONESIA.COM: Bulan puasa mendatangkan berkah bagi peternak sapi di Madura. Harga sapi yang memiliki ras asli Madura itu, sejak awal puasa lalu merangkak naik. Kenaikan harga sapi itu dipicu oleh kenaikan harga daging sapi di pasar tradisional.
Alhasil, selain dijual di sejumlah pasar hewan di Pamekasan, para pedagang sapi potong itu juga berani mengirim puluhan ekor sapinya ke Pelabuhan Kalbut, Kabupaten Situbondo. Dari Situbondo, sapi asli Madura itu disebar ke pasar Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
“Selama puasa ini, saya sudah tiga kali mengirim puluhan sapi ke Pelabuhan Kalbut Situbondo. Sapi saya naikkan perahu melalui pelabuhan pantai Desa Pagagan Pademawu,” jelas Haji Aminuddin, Kamis (2/8/2012).
Sebelum dinaikkan keatas perahu, puluhan sapi potong itu harus menyeberang dari pantai dan berenang menuju perahu yang buang jangkar 400 meter dari tepi pantai. Kedalaman laut setinggi bahu orang dewasa.
“Saya memilih naik perahu karena ongkosnya jauh lebih murah dibanding naik truk menuju Situbondo,” jelasnya. Menurut Aminuddin, penghematan naik perahu bisa mencapai Rp 3 juta per trip.
Aminuddin menambahkan, pengiriman sapi Madura ke Jawa naik hingga 300% dibanding hari normal. Sapi yang dikirim ke Jawa via laut itu, berasal dari peternak tradisional.
Kenaikan harga sapi potong juga dinikmati puluhan pedagang di Pasar Hewan Keppoh, Desa Polagan Kecamatan Galis, Pamekasan, Madura. Pasar yang berada di tepi jalan utama menuju Surabaya itu, selalu dipadati peternak tradisional.
Sanhaji, salah seorang peternak sekaligus pedagang sapi asal Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan mengatakan, harga sapi mulai merangkak naik saat memasuki bulan puasa lalu.
“Kenaikan harga daging yang sangat drastis di pasaran, memicu kenaikan harga sapi di pasar hewan ini. Tentu saja, kenaikan harga ini merupakah berkah bagi peternak tradisional. Peternak bisa merayakan lebaran dengan sukacita,” papar Sanhaji
Sanhaji mengatakan, kenaikah harga cukup signifikan dibanding pada hari normal. Saat ini, sapi potong berumur 3 tahun bisa laku Rp 7 juta, atau naik Rp 2 juta dari hari normal.
Secara umum, kenaikan harga sapi potong di Pasar Hewan Keppo berada dalam kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta. “Keuntungan yang diperoleh peternak, bisa dibelanjakan keperluan keluarga saat lebaran nanti. Dari membeli busana baru sampai menambal ongkos halal bihalal dengan kerabat di luar desa,” tutur Sanhaji sumringah.
Angka transaksi selama bulan puasa ini juga mengalami kenaikan. Jika hari biasa seorang peternak hanya melepas seekor sampai dua ekor, saat puasa ini mereka melepas hingga 4-5 ekor sapi piaraannya. Bisa jadi, peternak memburu margin istimewa yang terjadi selama puasa.
Malahan, Sanhaji memprediksi kenaikan harga sapi potong itu bakal berlanjut hingga 3 bulan ke depan. Sebab, warga Pulau Madura bakal merayakan serangkaian hajatan besar, seperti menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha pada Oktober nanti.
“Pengalaman saya, harga sapi kalau sudah menjelang Ramadhan sampai hari raya Idul Adha akan tetap bertahan. Setelah itu, harga akan turun lagi,” tutup Sanhaji. @arief

Editor: andiono

Read More..

Harga Daging Dongkrak Harga Sapi Madura

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Harga daging sapi yang terus melonjak sejak bulan puasa, mempengaruhi harga sapi lokal di Pamekasan, Jawa Timur. Harga sapi dua pekan terakhir mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan sebelum bulan Ramadhan. Itu terlihat saat aktivitas penjualan sapi di pasar hewan Keppo, Desa Polagan Kecamatan Galis, Pamekasan. 

Salehoddin (40), salah satu pedagang sapi asal Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan mengatakan, harga sapi terus meningkat. Bahkan, keuntungan yang diperolehnya ikut meningkat pula, seiring banyaknya permintaan sapi dari para pemilik rumah potong hewan di Pamekasan. "Kalau pembelian dari peternak sendiri kecenderungannya menurun. Tetapi kalau dari para pedagang daging semakin banyak pesanannya," terangnya, Rabu (1/8/2012). 

Meski demikian, daging di pasaran masih banyak ditemukan daging sapi Jawa yang dijual di sejumlah pasar. "Kalau kebutuhan daging nampaknya di Pamekasan masih membutuhkan kiriman dari Jawa. Buktinya, banyak pengiriman yang masih dilakukan oleh para pedagang ikan," imbuhnya. 

Diprediksi Solehoddin, kenaikan harga sapi ini akan terus bertahan selama tiga bulan ke depan. Pasalnya, masyarakat Madura akan menghadapi beberapa hajatan besar, seperti menjelang hari rayaIdul Fitri dan Idul Adha. "Pengalaman saya, harga sapi kalau sudah menjelang Ramadhan sampai hari raya Idul Adha akan tetap bertahan. Setelah itu, harga akan turun lagi," tuturnya. 

Sementara itu, Sarimo, peternak hewan asal Desa Lancar, Kecamatan Larangan, mengaku jika harga sapi mengalami peningkatan. Jika pada bulan-bulan sebelumnya, harga sapi cenderung anjlok, justru menjelang Ramadhan harga terus naik. "Keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp. 2 juta lebih, jika kita memelihara sapi tersebut sampai delapan bulah lebih," katanya.
Read More..

Di Jakarta, Harga Daging Sapi dan Ayam Tetap Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Jakarta diperkirakan akan merangkak naik hingga menjelang Lebaran. Untuk itulah dibutuhkan kepastian pasokan komoditas agar kenaikan harga bisa dikendalikan. Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, Rabu (8/8), harga daging sapi dan daging ayam tetap tinggi.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima meminta pemerintah agar mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam perdagangan kebutuhan bahan pokok. Langkah ini diperlukan supaya kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, terutama menjelang Lebaran, tidak bergerak liar tanpa kendali sehingga tak terjangkau oleh rakyat.
”Kalau memang harga masih relatif dalam batas kewajaran dan dinikmati peternak, itu no problem,” kata Aria Bima saat bersama rombongan Komisi VI DPR mengunjungi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/8/2012).
Aria menuturkan, permainan kartel biasanya dapat ditengarai dari kenaikan harga yang terjadi secara tiba-tiba dengan memanfaatkan momentum Lebaran saat kebutuhan meningkat. Pedagang kartel pun memanfaatkan dengan menjadikan tingginya kebutuhan sebagai alasan naiknya harga. ”Saya kira peran Menteri Perdagangan di tingkat pusat sampai dengan dinas terkait di setiap daerah perlu mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam kebutuhan bahan pokok ini,” kata Aria.
Eceran
Harga eceran daging sapi di sejumlah pasar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara dalam sepekan ini mencapai Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per kilogram (kg). Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan pada pertengahan bulan puasa tahun lalu yang hanya berkisar Rp 75.000 per kg.
Jaka, pedagang daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, mengungkapkan, tingginya harga daging sapi saat ini disebabkan harga dari agen sudah tinggi. Padahal, katanya, kalau harganya terlampau tinggi juga menyebabkan pelanggan enggan membeli.
”Kalau harga daging terus merangkak naik, penjualan pun bisa menjadi lesu,” ucap Jaka.
Menurut Memet (48), pedagang daging sapi di Pasar Rawabadak, Jakarta Utara, harga daging sapi saat ini memang masih tinggi. Namun, masih cukup diuntungkan dengan pasokan sapi yang lancar ke pedagang sehingga harganya tak terus naik.
”Sekarang saya bisa mendapatkan pasokan sampai enam ekor sehari. Padahal pada awal puasa kemarin hanya empat atau lima ekor,” katanya.
Selama pasokan daging sapi lancar, kata Memet, harga daging sapi dapat dikendalikan. Paling tidak harganya tak melambung terlampau tinggi pada tiga hari menjelang Lebaran.
”Kalau pasokan daging sapi lancar, paling mendekati Lebaran itu harganya berkisar Rp 90.000 per kg. Kalau tidak, itu harganya bisa sampai Rp 100.000 lebih per kilogramnya,” tutur Memet.
Menurut dia, kenaikan harga daging menjelang Lebaran itu tak hanya disebabkan tingginya harga daging sapi dari pemasok. Namun, itu juga disebabkan adanya kenaikan upah bagi penyembelih dan pemotong ternak selama menjelang Lebaran.
”Misalnya upah penyembelih itu biasanya Rp 70.000. Mendekati Lebaran, upahnya bisa jadi Rp 150.000 per ekor. Itu hitung- hitung untuk tunjangan hari rayanya,” kata Memet.
Sementara itu harga ayam ras per ekor di sejumlah pasar di Jakarta dalam sepekan ini merangkak naik Rp 200 per kg. Dimulai dari Rp 22.000 untuk ayam ukuran kecil, Rp 32.000 untuk ukuran sedang, dan Rp 40.000 untuk ayam berukuran besar.
”Minggu depan mungkin saja naiknya bakal lebih besar,” kata Heru, salah satu pedagang ayam di Kebayoran Lama.
Heru menambahkan, tidak pernah ada masalah soal jumlah pasokan. Ia sendiri biasa menambah pasokan hingga dua hingga tiga kali lipat di banding hari-hari di luar puasa dan tetap bisa dipenuhi oleh pemasok.
”Kalau harga ayam naik karena harga pakannya naik, masak terjadi tiap tahun?” katanya lagi.
Sebaliknya untuk harga telur, selama sepekan cenderung turun. Pada awal bulan puasa lalu harganya mencapai Rp 20.000 per kg, kini menjadi Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per kg.
Pasokan lancar
Menanggapi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui ada beberapa komoditas yang harganya masih merangkak naik. Daging, misalnya, harganya terus merangkak naik sejak awal puasa hingga pertengahan bulan puasa ini.
Namun, menurut Fauzi, Kementerian Pertanian telah men- jamin suplai daging untuk DKI Jakarta hingga Lebaran nanti akan dicukupi.
”Makanya harga daging untuk saat ini relatif stabil meski memang tetap tinggi,” katanya.
Untuk harga telur pun, lanjutnya, juga sudah mulai terkendali. Malah belakangan, harganya mulai turun, dan itu karena suplainya cukup untuk ke Jakarta.
Lebih lanjut Fauzi mengatakan, untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok lainnya akan terus digelar pasar murah di beberapa lokasi di lima wilayah kota hingga menjelang Lebaran nanti, dengan sasaran utama warga miskin.
”Harga paket Rp 50.000 dijual murah seharga Rp 20.000. Ini banyak diminati warga. Ini akan terus dilakukan sampai menjelang Lebaran,” katanya.
Pinggiran
Dalam sepekan terakhir, kenaikan harga daging ayam dan sapi di pasar tradisional dan modern Tangerang Selatan, Banten, dan Depok, pun masih terkendali.
Muhidin, pedagang daging sapi di Pasar Ciputat, mengaku, harga daging sapi tidak mengalami kenaikan setelah sebelumnya naik dari Rp 60.000 per kg menjadi Rp 80.000 per kg.
Di Pasar Kemiri Muka Kota Depok, harga telur dan ayam potong dalam sepekan terakhir malah turun menjadi Rp 16.000 per kg. Padahal, sebelum puasa, harga telur di pasar tradisional terbesar di Depok ini mencapai Rp 21.000 per kg. Turunnya harga telur ayam ini disinyalir karena stoknya cukup banyak. (NEL/FRO/MDN/PIN/NDY/CAS)

Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Hindra

Read More..